Tragedi Sukhoi Di Gunung Salak: Maut Dalam 38 Detik Yang Terabaikan - Tirto.ID Misteri Gunung Salak


Tragedi Sukhoi di Gunung Salak: Maut dalam 38 Detik yang Terabaikan - Tirto.ID

Allow, selamat sore, artikel ini bakal membahas mengenai misteri ardi gonggongan (anjing) Tragedi Sukhoi di Gunung Salak: Maut di 38 Detik yang Terabaikan - Tirto.ID simak selengkapnya 

Tragedi Sukhoi di Gunung Salak: Maut dalam 38 Detik yang Terabaikan - Tirto.ID

Tragedi Sukhoi di Gunung Salak: Maut dalam 38 Detik yang Terabaikan - Tirto.ID

Pekat halimun.

Hari nahas pesawat

menghantam gunung.

Tragedi Sukhoi di Gunung Salak: Maut dalam 38 Detik yang Terabaikan - Tirto.ID

tirto.id - Menaiki sebuah rubing curam, di antara semak-semak pada ketinggian 1800 meter di atas permukaan laut, Eko Siswono, mantan juru cetakan Tempo, memfoto sebuah punggungan di klimaks satu Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Objek yang beliau cetakan adalah tebing terjal yang gogos dan dipenuhi kabut dengan jarak pandang terbatas.

Setelah beberapa kali mengambil gambar, dia memperbesar hasil jepretannya. “Ini simbol Sukhoi,” bicara Eko saat itu. Gambar yang diambil Eko berhasil mengabadikan sayap berlogo kapal terbang Sukhoi yang tersangkut di punggungan, di sela-sela tebing ala kulminasi satu Gunung Salak.

“Ini merek di sayap belakang, tetapi ke mana badan pesawatnya?” Arie Basuki, pewarta foto dari merdeka.com mengamati hasil jepretan Eko.

Eko dan beberapa wartawan cetakan yang berangkat bersama barisan penyelamat Badan SAR Nasional (Basarnas) dari pendakian Pos Komando Kandang Sapi, Desa Cijeruk, tidak satu pun menciptakan badan kapal terbang Sukhoi. Hanya belahan kecil berwarna putih dan simbol pesawat yang ter kena di benteng tebing.

Hari itu, Kamis 10 Mei 2012, sehari sehabis Pesawat Sukhoi Superjet 100 dinyatakan hilang komunikasi di sekitar Gunung Salak, saya bersama 11 pewarta cetakan ikut awak penyelamat Basarnas mencari lokasi jatuhnya pesawat itu.

Berjarak 60 kilometer dari lokasi hilangnya Sukhoi, di Bandara Halim Perdanakusuma, para anggota ahli pembonceng menunggu cemas. Mereka menanti kepastian di dada alat pengontrol televisi, di hari yang sama saat Sukhoi dinyatakan jatuh. Belum ada kepastian penjelasan apapun atas karet penumpang dan awak alat yang sama sekali berjumlah 45 orang itu.

Siaran dari congkong instruksi barisan mukhalis di Cijeruk, Jawa Barat, bergerak diputar. Mereka memandangi layar televisi, menanti kabar baik sekaligus mukjizat. Dari posko-posko aba-aba yang dijadikan pusat penerangan barisan penyelamat, penyiar menyemut. Di corong daring, kabar itu terus diwartakan. Saking derasnya berita Sukhoi era itu, situs berita cepat detik.com sempat memuat foto hoaks jatuhnya kapal terbang Sukhoi. Belakangan, detik.com ajak ampun kepada pembaca dengan ahli alamat atas penayangan film yang tidak diverifikasi itu.

Di ketika berita yang berjalan bergulir, anak bini penumpang menanti kabar tentang bintang sanak saudara membayangkan yang ikut di uji coba penerbangan Sukhoi. Kejadian ini pula yang membuat media detik itu memahami pentingnya verifikasi di ketika perusahaan media yang menghamba atas kecepatan.

Sebelum Pesawat Menabrak Gunung Salak

Jakarta… Romeo Alfa Three Six Eight Zero One request descend from 10.000 feet to 6.000 feet,” Aleksandr Yablontsev, sang aviator Sukhoi, meminta menurunkan keagungan kepada petugas di menara Jakarta Approach, Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Ketika Yablontsev menurunkan ketinggian, kecepatan alat di menara Jakarta terdeteksi 290 knot atau 537 kilometer bagi jam, separuh dari kecepatan maksimum. Itulah detik-detik belakang Yablontsev berbicara dengan aparat menara pemantau. Setelahnya, permintaan agar kapal terbang berbelok ke hadap kanan tidak mendapat tanggapan. Moncong alat memfokus ke Gunung Salak.

Pilot tak memafhumi jika kapal terbang yang dia kendalikan mengarah di bahaya. Menurut laporan akbar Tempo edisi 21 Mei 2012, tujuh menit sehabis Yablontsev desak berbalik ke cita-cita kanan, Sukhoi lenyap dari pantauan radar Jakarta Approach.

“Calling Romeo Alfa Three Six Eight Zero One…. Calling Romeo Alfa Three Six Eight Zero One.” Tiga kali dipanggil, aviator Yablontsev tidak lagi menyahut.

Sukhoi anyar dinyatakan beterbangan empat beker kemudian. Kecelakaan itu berjalan ala 9 Mei 2012, tepat hari ini enam tarikh silam.

Esoknya, pesawat buatan Rusia warsa 2009 itu dinyatakan jatuh di Gunung Salak berbetulan dengan penemuan titik tempat jatuhnya. Jenazah karet alamat baru bisa dievakuasi tiga hari setelah Sukhoi dinyatakan buyar kontak.

Infografik Mozaik Tragefi Sukhoi



38 Detik Terabaikan

Dari rekaman kotak hitam yang berjaya dibuka Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terungkap, sebelum pesawat anjlok Alexandr Yablontsev terdengar mengobrol dengan aviator asal Indonesia. Tak teridentifikasi sapa -- pun barang siapa angkasawan akar Indonesia itu, tetapi yang pasti, Yablontsev sedang berbincang soal keunggulan Sukhoi setelah kapal terbang apes itu menghantam gigir gunung.

Ketika obrolan itu dilakukan, Yablontsev melalaikan peringatan bahaya dari pada kopkit termasuk permintaan kopilot Alexandr Kochetkov akan cuaca. Padahal Yablontsev sekadar memiliki waktu 38 detik buat menghindari ancala di depannya.

“Tujuh detik menjelang tabrakan terdengar peringatan berupa suara 'landing gear not down' yang berasal dari sistem peringatan pesawat," ujar Ketua KNKT Tatang Kurniadi kala melansir hasil investigasi kecelakaan Sukhoi, sapta bulan selepas kejadian.

Tapi, detik-detik itu diabaikan Yablontsev. Ketika alarm peringatan terus berbunyi sebanyak enam kali, ia mengira ada kerusakan atas database kontur. Ia akhirnya mematikan alarm. Dua detak akhirnya "duarrr"—pesawat membara menghantam dinding klimaks satu Gunung Salak. Sejak era itu, Sukhoi dinyatakan buyar pergesekan hingga akhirnya ditemukan dalam ihwal hancur dengan menewaskan 45 orang, terdiri dari 37 pendompleng dengan 8 awak pesawat.

“Maybe... database,” cakap Yablontsev buat belakang kalinya.

Perbincangan itu menjadi gerendel kenapa kemudian Sukhoi—pesawat yang alang melaksanakan demonstrasi penerbangan buat membetot konsumen di Indonesia itu—sirna. Menurut informasi akbar Tempo cetakan Desember 2012, kala Sukhoi dinyatakan jatuh, Rusia, negara tempat alat itu dibuat, ajak eksplorasi kotak hitam pesawat dilakukan di Moskow.

Namun, permintaan itu ditolak Tatang Kurniadi. Rusia kemudian mengirimkan tim ke Jakarta untuk melancarkan analisis bersama. "Mereka berkepentingan karena Sukhoi menjadi andalan perusahaan penerbangan Rusia," ujar Mardjono Siswosuwarno, Ketua Tim Penyelidik Sukhoi KNKT, seperti dikutip Tempo.

(tirto.id - Sosial Budaya)



Penulis: Arbi Sumandoyo

Editor: Ivan Aulia Ahsan

Sekian pembahasan akan Tragedi Sukhoi di Gunung Salak: Maut dalam 38 Detik yang Terabaikan - Tirto.ID semoga catatan ini menambah wawasan salam

tulisan ini diposting pada tag misteri ardi salak, misteri ancala salak pesawat jatuh, misteri ancala salak palang gaib, , tanggal 19-07-2019, di kutip dari https://tirto.id/tragedi-sukhoi-di-gunung-salak-maut-dalam-38-detik-yang-terabaikan-cJ7m

Admin

Menyediakan materi pembelajaran gratis seputar Belajar HTML , Belajar Jquery , Belajar PHP , Belajar SEO , Tutorial Wordpress , Tutorial Membuat Website , Web Development, Internet Marketing, Sosial Media Marketing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar